SOKOGURU, Jakarta- Dua usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) produsen creamy dessert dan superfood berbahan dasar 100% madu hutan, binaan Pertamina mengalami lonjakan permintaan (order) menjelang Idulfitri.
Kedua UMKM itu adalah Aluna Desserts dan IMAGO Raw Honey yang ikut binaan Pertamina melalui program Pertamina Foundation Preneur (PFpreneur). Isti Nazilah, pemilik Aluna Desserts mengakui momen Idulfitri membawa peningkatan omzet yang sangat signifikan.
“Alhamdulillah untuk omset bulan Ramadan ini sekitar 45 juta karena ada banyak pesanan hampers dan corporate order, dibandingkan bulan biasanya yang rata-rata 9 juta,” ujarnya seperti dikutip keterangan resmi Kementerian BUMN, Sabtu (29/03).
Baca juga: Ikuti Program UMK Pertamina, Usaha Kerajinan Pandan Asal Bantul Mandiri Craft Kini Bangkit Lagi
Hal senada disampaikan Shinta Aviani dari IMAGO Raw Honey, binaan PFpreneur 2023. Usahanya juga mengalami lonjakan pesanan hingga tiga kali lipat.
“Selama Ramadan naik tiga kali lipat. Kini sudah terkirim sekitar 600 pax dan masih ada beberapa yang pengirimannya nanti setelah lebaran juga,” ungkapnya.
Selain fokus memenuhi pesanan hampers, para UMKM binaan PFpreneur itu juga mengikuti program pendampingan lanjutan melalui Inkubasi Bisnis yang berlangsung pada 11 Maret hingga 9 Juni 2025.
Program itu bertujuan untuk meningkatkan kapasitas bisnis para pelaku usaha agar lebih siap bersaing di pasar digital.
Selama inkubasi, peserta mendapatkan enam modul pembelajaran yang mencakup fondasi bisnis berbasis digital, digitalisasi bisnis UMKM, perencanaan bisnis, strategi pemasaran digital, pembuatan profil bisnis, serta business plan.
Baca juga: DPR Apresiasi Pertamina Bantu Petani Kerang yang Alami Kerugian di Muara Badak, Kaltim
Proses inkubasi ini diterapkan melalui tiga metode utama, yakni coaching, konsultasi, dan monitoring.
Pada tahap coaching, para UMKM dikelompokkan dan mendapatkan mentor yang memberikan pelatihan daring serta konsultasi fleksibel.
Setelah itu, mereka menjalani sesi pendampingan dengan kewajiban melaporkan omzet guna mengukur perkembangan bisnis.
Terakhir, dilakukan kunjungan langsung ke UMKM untuk monitoring dan evaluasi pelaksanaan program.
“Dobel sibuknya, dobel manfaatnya, karena tidak hanya omset tetapi kapasitas kami juga meningkat dan ilmunya bisa dipraktekkan langsung sehingga pesanan meningkat dan kami tidak kewalahan melayaninya,” tambah Isti.
PFpreneur
Presiden Direktur Pertamina Foundation, Agus Mashud S. Asngari, menjelaskan bahwa PFpreneur hadir untuk membantu UMKM menghadapi tantangan bisnis yang semakin kompetitif.
Baca juga: Pertamina dan BRI Dorong UMKM Malang Melesat Melalui Program Akselerasi Bisnis
"UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia yang perlu diberikan pendampingan di tengah persaingan yang begitu ketat. PFpreneur hadir tidak hanya memberikan stimulan pendanaan tapi juga inkubasi bisnis,” ujarnya.
Dengan inkubasi itu, Agus berharap, pelaku UMKM itu dapat menjangkau konsumen lebih luas dengan biaya operasional lebih efisien.
Lebih lanjut, ia menyebutkan, program inkubasi PFpreneur juga bertujuan untuk memperkuat wirausaha digital.
“Kami memberikan pelatihan mendasar secara intensif dengan materi-materi pelatihan yang merujuk pada materi kompetensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)."
"Tujuannya agar UMKM memiliki fondasi wirausaha digital yang kuat dan mereka akan mudah untuk mengikuti program pendampingan Pertamina selanjutnya melalui UMK Academy dengan materi yang lebih mendalam,” tambahnya.
PFpreneur merupakan inisiatif Pertamina Foundation yang berfokus pada pengembangan kewirausahaan perempuan berbasis usaha modern dan berdaya saing dalam sektor kerajinan, fesyen, kuliner, serta pertanian.
Pada 2024, program itu berhasil menjaring 350 UMKM terbaik dari 13.860 pendaftar.
Para peserta terpilih mendapatkan stimulan modal dan berkesempatan mengikuti inkubasi bisnis guna meningkatkan kualitas usaha mereka melalui Pertamina UMK Academy.
“Program ini sejalan dengan Asta Cita pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja berkualitas, mendorong kewirausahaan, serta mengembangkan industri kreatif,” imbuh Agus.
Selain itu, inisiatif ini mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-8, yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. (SG-1)